Januari 25, 2025

Modal Sedikit, Bisa Jadi Dropshipper

Berjualan produk merupakan salah satu cara untuk mendapatkan uang dari zaman dulu kala. Sampai sekarang, berjualan atau berdagang, masih menjadi salah satu pekerjaan yang diminati banyak orang. Namun bedanya, di zaman sekarang ini, terdapat banyak cara untuk berjualan produk. Ada yang memang memproduksi barangnya sendiri, ada yang mendapatkan titipan barang jualan dari tempat lain, dan ada juga yang menawarkan produk orang lain tanpa menyetok produknya.Tapi, teknologi semakin berkembang. Sistem penjualan seperti itu, nyatanya tidak hanya berjalan secara offline. Tapi juga berjalan secara online. Oleh karenanya, dari situlah muncul istilah dropshipper dan reseller. Dan kali ini, admin akan membagikan bagaimana cara kerja dropshipper dan sedikit perbandingannya dengan reseller.Apa itu Dropshipper?Dropshipper adalah orang yang bekerja men-dropship-kan barang. Sedangkan dropship adalah sistem berjualan di mana penjual menawarkan barang atau produk supplier (pemasok barang) ke calon pembeli, tanpa menyetok produk. Jadi, jika Anda menjadi seorang dropshipper, Anda hanya perlu mempromosikan produk supplier yang biasanya diberikan dalam bentuk foto. Dan jika ada orang yang membeli produk tersebut, Anda baru memesannya ke supplier.Cara Kerja DropshipperUntuk menjadi dropshipper, tentunya Anda perlu mendaftarkan diri ke supplier resmi terlebih dulu. Setelah disetujui bahwa Anda terdaftar sebagai dropshipper dari supplier tersebut, Anda akan diberikan foto-foto produk supplier yang harus ditawarkan ke calon pembeli. Sebagian supplier, terkadang memberikan rincian mengenai produk yang dijualnya untuk mendukung penjualan dropshipper. Dan tak lupa, diberikan juga harga dasar dari supplier dan ketentuan harga yang boleh diambil dropshipper. Misalnya, dropshipper tidak boleh menjual produk dengan harga lebih murah 20% dari harga yang diberikan supplier. Atau, maksimal harga yang ditawarkan dropshipper ke calon pembeli adalah 50% di atas harga yang diberikan supplier, dan sebagainya.Jika supplier sudah memberikan foto produk, rincian produk, beserta harganya, Anda bisa mulai mempromosikan produk tersebut. Baik di media sosial, marketplace, atau ke teman, kerabat, dan sebagainya. Lalu jika mendapatkan pesanan, Anda perlu menghubungi pihak supplier bahwa Anda mendapatkan pesanan produk lalu mentransfer uang sesuai ketentuan dari supplier. Dan jika supplier telah mengkonfirmasi pembayaran tersebut, supplier akan mengirimkan barang ke alamat si pemesan produk atas nama Anda. Sehingga tentu, Anda juga perlu memberikan data si pemesan produk, termasuk nama, nomor telepon, dan alamat lengkapnya ke pihak supplier.Selanjutnya, jika produk sudah sampai atau diterima oleh si pemesan produk dan si pemesan sudah membayarnya, barulah Anda mendapatkan keuntungan dari pembayaran produk tersebut. Perhitungan keuntungannya, yaitu harga yang Anda tentukan ke pembeli dikurangi harga yang ditentukan supplier. Jadi di sini, Anda perlu mengeluarkan modal untuk membayar produk ke pihak supplier terlebih dulu. Lalu jika pembeli sudah membayar produk, Anda akan mendapatkan modal itu kembali ditambah keuntungannya.

Baca juga  Kisah Mbah Imam Kholil Sarang Dengan Seorang Waliyullah Yang Menyamar Menjadi Orang Gila

Modal menjadi Dropshipper

Sebelumnya, Anda sudah mengetahui bahwa untuk menjadi dropshipper, Anda tidak perlu menyetok produk. Jadi jelas, modal menjadi dropshipper itu sangat minim sekali. Karena Anda tidak perlu membeli banyak produk sekaligus yang jelas membutuhkan modal lebih besar. Yang dibutuhkan, hanya uang pengganti yang harus diberikan ke supplier ketika ada pesanan yang Anda terima.

Perbedaan Dropshipper dan Reseller

Perbedaan keduanya terlihat dari beberapa segi. Salah satunya yaitu dari segi persediaan produk. Seorang reseller, perlu membeli banyak produk sekaligus sebagai stok jika mendapat pesanan. Jadi, reseller tidak perlu menghubungi supplier lagi karena stok sudah ada di tangannya. Sedangkan seorang dropshipper, perlu menghubungi supplier terlebih dulu jika mendapat pesanan karena tidak menyetok produk.

Perbedaan lainnya, yaitu dari segi pengiriman. Seorang reseller, karena produknya sudah ada di tangannya, maka ia mengurus sendiri pengirimannya. Jadi jelas butuh waktu untuk mengemas dan mengirimnya ke ekspedisi atau alamat si pemesan. Sedangkan seorang dropshipper, tidak perlu mengurusi pengiriman lagi. Melainkan hanya fokus mempromosikan barang ke calon pembeli. Tapi meski begitu, seorang dropshipper juga perlu mengetahui resi pengiriman produk yang didapat dari supplier untuk diberikan ke pembeli.

Kekurangan Dropshipper

Namun, meski terhitung hanya membutuhkan modal yang lebih sedikit daripada reseller, sayangnya seorang dropshipper tidak bisa memantau kualitas produk secara langsung dan pasti. Lalu, seorang dropshipper juga cenderung bergantung kepada supplier. Karena harus tanya ketersediaan produk, bahan produk, harga produk, dan sebagainya. 

Supplier Produk bagi Dropshipper

Setelah mengetahui beberapa hal seputar dropship, Anda sudah bisa memutuskannya sekarang. Dan sebagai bonus, di sini admin ingin membagikan beberapa supplier terpercaya yang membuka peluang bagi para dropshipper.

Baca juga  Bisnis Forex Tanpa Harus Mencari Member ataupun Pembeli

Selamat jadi dropshipper.